5 Kesalahan Umum dalam Cybersecurity yang Masih Sering Terjadi

Keamanan Cyber Dan Privasi Data August 11th, 2025


5 Kesalahan Umum dalam Cybersecurity yang Masih Sering Terjadi

Share

Cybersecurity mungkin sudah menjadi topik yang sering dibicarakan, tetapi nyatanya, banyak orang (termasuk perusahaan besar!) yang masih terjebak dalam kesalahan umum yang bisa membahayakan data dan sistem mereka. Sudah cukup familiar dengan serangan siber yang berhasil merusak reputasi atau mencuri data sensitif? Nah, apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya? Kali ini, kita bakal bahas 5 kesalahan umum dalam cybersecurity yang masih sering terjadi, dan kenapa kita harus lebih waspada. Siap untuk mengetahui apa saja yang perlu dihindari? Yuk, simak!


1. Mengabaikan Pembaruan (Update) Sistem dan Software

Ternyata, banyak orang yang meremehkan pentingnya pembaruan perangkat lunak (software update). Kenapa? Karena mereka merasa "semuanya berjalan lancar" dan tidak ada masalah. Padahal, setiap update biasanya mengandung perbaikan keamanan yang sangat penting. Bahkan, salah satu penyebab terbesar dari kebocoran data adalah celah keamanan yang tidak tertangani dengan baik akibat tidak melakukan update sistem atau aplikasi.

Contoh kasus: Sebuah perusahaan besar mengalami pelanggaran data besar-besaran hanya karena mereka tidak memperbarui sistem keamanan perangkat lunak yang sudah usang. Celah ini dieksploitasi oleh hacker yang akhirnya bisa mengakses data sensitif.

Pentingnya update ini? Setiap pembaruan adalah langkah untuk memperbaiki kerentanannya, jadi jangan pernah menunda-nunda!

  • Update otomatis? Aktifkan!
  • Jangan tunggu terlalu lama untuk update sistem.
  • Selalu pastikan perangkat lunak yang digunakan berada di versi terbaru.

2. Menggunakan Kata Sandi yang Lemah atau Sama di Banyak Tempat

Siapa yang belum pernah mendengar tentang pentingnya kata sandi yang kuat? Tapi kenyataannya, masih banyak yang memilih kata sandi yang mudah ditebak, seperti "123456" atau "password." Bahkan, banyak orang menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai akun, yang menjadi bencana besar jika satu akun diretas.

Pernahkah kamu memikirkan betapa berisikonya jika akun media sosial atau email yang sangat penting di-hack karena password yang sama digunakan di berbagai platform?

  • Gunakan kata sandi yang panjang, lebih dari 12 karakter.
  • Campurkan angka, huruf besar/kecil, dan simbol.
  • Gunakan password manager untuk melacak kata sandi yang berbeda-beda di setiap akun.

Fakta menarik: Menurut laporan dari Verizon 2024 Data Breach Investigations Report, lebih dari 80% pelanggaran yang terjadi disebabkan oleh kredensial yang lemah atau mudah ditebak.


3. Tidak Melakukan Backup Data Secara Rutin

Jika kamu belum terbiasa melakukan backup data secara rutin, mari mulai dari sekarang! Sebagian besar perusahaan besar selalu memiliki rencana pemulihan bencana (disaster recovery), yang mencakup backup data yang sering diperbarui. Tapi, banyak pengguna dan bisnis kecil mengabaikan hal ini. Akibatnya, saat data penting hilang atau terkena ransomware, mereka harus berhadapan dengan kerugian besar.

Kenapa ini penting? Bayangkan jika file atau data bisnis yang sangat penting tiba-tiba hilang atau terinfeksi malware. Tanpa backup, kamu mungkin kehilangan semuanya.

  • Backup data penting di cloud atau perangkat eksternal.
  • Otomatiskan proses backup untuk menghindari kelupaan.
  • Jangan lupa, backup juga harus terproteksi dengan baik!


4. Tidak Melindungi Jaringan dengan Firewall dan Antivirus yang Memadai

Serangan dari dunia maya bisa datang dari berbagai arah, dan jika jaringanmu tidak dilindungi dengan baik, itu seperti membuka pintu lebar-lebar untuk hacker masuk. Firewall dan antivirus adalah senjata pertama yang harus ada di perangkat dan jaringanmu. Namun, masih banyak yang mengabaikan atau bahkan menonaktifkan firewall mereka karena alasan kenyamanan.

Bagaimana cara melindungi? Jika firewall dan antivirus diatur dengan benar, kamu bisa menangkis serangan sebelum mereka bisa masuk ke sistemmu. Jangan biarkan perangkatmu tanpa perlindungan dasar ini.

  • Pastikan firewall diaktifkan pada setiap perangkat.
  • Gunakan antivirus yang terpercaya dan selalu diperbarui.
  • Jangan pernah menonaktifkan proteksi ini untuk "mempermudah" pekerjaan.


5. Kurangnya Pelatihan Keamanan bagi Pengguna atau Karyawan

Banyak kebocoran data yang terjadi karena kelalaian atau ketidaktahuan pengguna. Phishing, misalnya, adalah salah satu metode serangan yang paling sering berhasil hanya karena pengguna mengklik link yang tidak seharusnya. Tanpa pelatihan atau kesadaran tentang bahaya siber, pengguna menjadi pintu masuk utama bagi ancaman.

Pernahkah kamu menerima email yang mengaku dari bank atau layanan lainnya yang meminta informasi pribadi? Itulah yang disebut phishing, dan jika kamu tidak tahu cara mengenali email palsu, kamu bisa jadi korban!

  • Lakukan pelatihan rutin untuk karyawan dan pengguna tentang cara mengenali ancaman siber.
  • Jangan pernah mengklik link yang mencurigakan.
  • Waspadai email atau pesan yang meminta informasi sensitif.


Kesimpulan

Cybersecurity itu bukan hanya tentang memiliki alat yang tepat, tetapi juga tentang membangun kebiasaan dan pemahaman yang benar. Jangan sampai kesalahan-kesalahan yang seharusnya bisa dihindari malah berakhir dengan kebocoran data atau kerugian besar. Mulailah dengan langkah kecil, seperti mengaktifkan update otomatis dan memperbarui kata sandi yang lebih kuat. Sekarang, apakah kamu sudah siap untuk lebih protektif terhadap data dan sistemmu? Jangan tunggu hingga semuanya terlambat!